KARAWANG POST – Dalam rangka menyambut Dirgahayu HUT KEMERDEKAAN RI Yang Ke- 77, telah digelar Sarasehan mengenang Peristiwa Rengasdengklok. Sarasehan bertempat di Gedung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang. Senin (15/08/2022).
Drs. H. Acep Jamuri, MS.i selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang, secara langsung membuka acara tersebut. Acep memaparkan dengan gamblang sejarah peristiwa Rengasdengklok yang merupakan peristiwa sangat penting sebagai cikal-bakal lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Ada sejarah yang belum lengkap,
dimana dalam catatan sejarah hanya menjelaskan Chaerul Saleh menculik Bung
Karno. Nah, ini tentunya tidak serta-merta Bung Karno ini diculik, namun
ada asal-mula proses awalnya yang memang sudah dipersiapkan, dan disarasehan
inilah sejarah ini dibuka, termasuk juga pengibaran Bendera Merah Putih yang
saat itu tidak dengan dinyanyikan lagu Indonesia Raya namun dengan Shalawat,”
paparnya.
“Kita akan buatkan filmnya, Peristiwa Rengasdengklok ini, agar menjadi pembelajaran untuk mengetahui dan memahami bagaimana proses Kemerdekaan kita ini terjadi, juga agar generasi muda kita tidak melupakan sejarah,” kata Sekda Acep.
Ditempat yang sama, Ketua PGRI Kabupaten Karawang, Nandang Mulyana mengatakan peristiwa Rengasdengklok merupakan bagian dari rentetan sejarah bangsa Indonesia dalam memproklamirkan Kemerdekaannya. Sehingga hari Proklamasi 17 Agustus 1945 dimaknai sebagai tonggak sejarah semangat Kemerdekaan bagi para generasi muda bangsa.
“Sebagaimana dikatakan oleh pak Sekda, Kegiatan sarasehan ini juga akan ditindaklanjuti dengan pembuatan film Peristiwa Rengasdengklok, untuk mengabadikan Rengasdengklok sebagai saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia meraih Kemerdekaan. Untuk prosesnya kita akan diskusikan dengan ibu Bupati dan pak Sekda,” pungkas Nandang.
Sementara itu, Heigel, pengamat sosial politik muda saat ditemui di ruang fraksi PKB Gedung DPRD Karawang mengatakan, sangat mendukung sarasehan tersebut, dimana sarasehan adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat, prasaran para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu, simposium.
Menurut Heigel, sejarah Kemerdekaan RI saat 17 Agustus 1945, 77 tahun lalu itu tak terpisahkan dari perjuangan rakyat Karawang sebagai front perjuangan, seperti diabadikan oleh Chairil Anwar dalam Puisi Karawang-Bekasi yang legendaris.
Yang muda milenial generasi pertama, seperti saya hanya mengetahui sedikit cerita tentang peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, dari autobiografi Soekarno “Penyambung Lidah Rakyat Indonesia” buku yang ditulis wartawan Amerika, Cindy Adam,” kata Heigel.
“Kalau generasi selanjutnya di masa mendatang, mengetahui sejarah dari tulisan dianggap kuno, kini sudah zamannya audio visualisasi. Anak milenial tidak tertarik pada sejarah dalam bentuk tertulis lagi,” ujarnya.
“Harus ada gambar, suara, musik, sekenario cerita yg ekspresif dan menarik. Anak dimasa mendatang mempelajari sejarah dalam bentuk film akan lebih merasuk sukma. Maka saya sangat mendukung jika Pemkab Karawang serius memproduksi film sejarah Rengasdengklok yang heroik tersebut,” tutup Heigel. (**dot)