Editorial Cartoon

Editorial Cartoon

Pemerintah Daerah Kab. Karawang, Jawa Barat

Pemerintah Daerah Kab. Karawang, Jawa Barat
Kantor Bupati Karawang

Monday, October 27, 2025

Makna Soempah Pemoeda untuk Pemuda Masa Kini


Karawang Post –
Begitu cepat waktu berlalu, sekarang tahun 2025. Artinya sudah 97 tahun, sejak ikrar bersejarah “Soempah Pemoeda” digaungkan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Sebuah janji suci yang menyatukan beragam pemuda dari seluruh pelosok Nusantara di tengah belenggu kolonial Belanda. Sumpah Pemuda bukan hanya sebuah catatan sejarah, melainkan juga sebuah obor yang tak pernah padam, terus menerangi perjalanan bangsa Indonesia.

Saat ini, di tengah arus globalisasi. dalam hiruk-pikuk perkembangan teknologi yang pesat, serta dinamika sosial yang kompleks, relevansi dan makna Sumpah Pemuda di tahun 2025 menjadi semakin krusial, penting untuk direnungkan.

Pengamat sosial politik Heigel mengatakan, Semangat Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa yang menjadi inti Sumpah Pemuda, kini dihadapkan pada tantangan yang berbeda namun tak kalah serius. Digitalisasi telah mempersempit jarak.

Ironisnya digitalisasi berpotensi memperlebar jurang polarisasi. Informasi yang over dosis, berlimpah ruah, baik yang benar maupun hoaks, dapat dengan mudah diakses bisa jadi memecah belah bangsa dan persatuan jika tidak disaring dengan bijak.

Di sinilah peran pemuda 2025 menjadi sangat vital. Mereka harus menjadi garda terdepan dalam menyaring informasi, mengedepankan literasi digital, dan menyebarkan nilai-nilai persatuan di ruang siber.

Menurut Heigel, Satu Nusa, Indonesia, dengan segala kekayaan alam dan budayanya, adalah warisan yang harus dijaga. Tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, eksploitasi sumber daya alam, dan urbanisasi yang tidak terencana menuntut kepedulian dan tindakan nyata dari generasi muda.

Pemuda 2025 diharapkan dapat menjadi inovator dan pelopor gerakan keberlanjutan, memastikan bahwa Indonesia tetap lestari untuk generasi mendatang. Ingat narasi “Indonesia Bubar 2030” berasal dari novel fiksi geopolitik berjudul Ghost Fleet (2015) yang menjadi viral di Indonesia.

Adalah Satu Bangsa, Indonesia, yang terdiri dari ribuan suku, bahasa, dan agama, adalah kekuatan kita. Namun, sentimen primordialisme dan intoleransi masih menjadi ancaman laten.

Di tahun 2025, pemuda memiliki peran besar dalam merajut kembali tenunan keberagaman ini melalui dialog antarbudaya, pendidikan karakter, dan promosi nilai-nilai toleransi. Mereka harus menjadi agen perubahan yang mampu meruntuhkan sekat-sekat perbedaan dan membangun jembatan persaudaraan.

Satu Bahasa, Bahasa Indonesia, sebagai alat pemersatu, harus terus dijaga dan dikembangkan. Di era di mana bahasa asing mudah diakses, penting bagi pemuda-pemudi untuk tetap mencintai dan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, tanpa melupakan kekayaan bahasa daerah sebagai identitas lokal.

Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga cerminan dari identitas dan martabat bangsa Indonesia.

Heigel menambahkan, Di tahun 2025, Sumpah Pemuda seharusnya bukan lagi sekadar peringatan seremonial, melainkan sebuah panggilan untuk bertindak. Pemuda Indonesia, dengan segala potensi dan kreativitasnya, harus menjadi motor penggerak kemajuan.

Para pemuda harus berani bermimpi besar, berani berinovasi, dan berani menghadapi tantangan dengan semangat juang yang tak kenal menyerah. Dari tangan-tangan pemuda inilah, masa depan Indonesia yang adil, makmur, dan bersatu akan terwujud.

Makna Sumpah Pemuda 1928 adalah fondasi; Sumpah Pemuda 2025 adalah bangunan kokoh yang terus berdiri tegak di tengah tantangan badai zaman abad milenial ini.

79 tahun lalu kakek-nenek, pemuda-pemudi yang heroik, mengikrarkan Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan satu Bahasa. Tapi bagi pemuda kekinian, makna Sumpah Pemuda mungkin tidak lagi sesederhana di masa lalu, namun relevansinya tetap kuat dan dapat dimaknai dengan cara yang berbeda sesuai dengan tantangan zaman.

Bagi pemuda kekinian, konsep "Satu Tanah Air" bukan hanya tentang kesatuan wilayah geografis, tetapi juga tentang Indonesia sebagai bagian dari komunitas global. Dengan akses informasi yang tak terbatas.

Sumpah Pemuda menjadi semangat untuk terus berkreasi, berinovasi, dan berkontribusi bagi bangsa, baik dalam skala lokal maupun global.

Dengan demikian, Sumpah Pemuda tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga spirit yang terus relevan dan diinterpretasikan ulang oleh setiap generasi. Bagi pemuda kekinian.

Sumpah Pemuda adalah panggilan untuk menjadi agen perubahan yang inklusif, kolaboratif, dan adaptif di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi, demi mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan bersatu.

Makna Sumpah Pemuda bagi pemuda zaman sekarang sangat penting dan masih relevan.  

Menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan: Pemuda masa kini diingatkan untuk tidak terpecah oleh perbedaan suku, agama, bahasa, atau budaya. Sumpah Pemuda mengajarkan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa.

Menanamkan rasa cinta tanah air: Pemuda di era digital perlu tetap mencintai Indonesia dengan cara berkontribusi positif — misalnya menjaga nama baik bangsa di dunia maya, mencintai produk lokal, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Meneladani semangat perjuangan: Sumpah Pemuda mengajarkan keberanian dan tekad kuat untuk memperjuangkan cita-cita bangsa. Bagi pemuda sekarang, semangat itu bisa diwujudkan dengan belajar sungguh-sungguh, berinovasi, dan berjuang melawan kemalasan serta ketidakpedulian.

Menjadi generasi penerus yang bertanggung jawab: Pemuda memiliki peran penting melanjutkan perjuangan bangsa melalui tindakan nyata, seperti ikut kegiatan sosial, menjaga toleransi, dan memperjuangkan keadilan.

Membangun identitas dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia: Di tengah arus globalisasi, Sumpah Pemuda mengingatkan agar pemuda tetap bangga menggunakan bahasa Indonesia, menjaga budaya sendiri, dan tidak kehilangan jati diri.

Ringkasnya, kata Heigel, Makna Sumpah Pemuda bagi generasi sekarang adalah menumbuhkan semangat persatuan, cinta tanah air, dan tanggung jawab untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan bermartabat. (***TIM)